[FF Lomba] “YOUR BLISS IS THE MOST IMPORTANT FOR ME”
oleh FF Shinee Effects Shipper pada 18 Februari 2012 pukul 6:15 •
Tittle : “YOUR BLISS IS THE MOST IMPORTANT FOR ME”
Author : Rensi Aprilia Widayaka :D
Main Cast : 1) Jung Soojung / Krystal
2) Choi Minho
3) Choi Sulli
Genre : Sad romance
Rating : PG-13
Hhuhuhu ..perjuangan membuat FF ini. FF bergenre sad pertamaku plus abal-abal. Typo bertebaran. :D. Harus mengorbankan pelajaran ekonomi dan bahasa Indonesia demi ff ini.
Semoga tidak mengecewakan. ^^
Selamat membaca !! Tinggalkan jejak ya readers :) komen or like. Gomawo.. #bow
*Krystal POV
Aku melihat sekeliling restoran, tidak ada tanda - tanda namja jangkung berkarisma dan bermata bulat datang. Sudah satu jam lamanya aku menunggu, aku juga sudah memesan dua gelas minuman. Menunggu adalah pekerjaan yang amat aku benci, namun demi seorang “Choi Minho”, aku rela menunggu hingga berjam-jam. Aku kembali mengaduk-aduk minuman, sesekali menengok layar ponsel berharap ada kabar darinya.
“Aigoo, Choi Minho..sampai kapan aku disini?”
Aku memarahi foto Minho yang terpampang di wallpaper handphoneku. Foto yang diam – diam ku ambil saat ia sedang tertidur pulas. Wajahnya sangat polos dan tampan.Wajah yang bisa menghilangkan semua permasalahan hidupku.
“Soojung-ah!”
Teriak seseorang memanggilku.Aku menengok ke belakang. Terlihat Minho melambaikan tangan ke arahku. Kemudian ia menghampiri mejaku. Bibirku membentuk seulas senyuman tipis, sedikit kebahagiaan mendatangiku. Setidaknya penantian telah berakhir.
Hosh ..hosh ..hosh .., nafasnya memburu.
“Mianhae, Krystal. Lagi-lagi aku datang terlambat.Jeongmal mianhae,” ucapnya meminta maaf padaku.
“Ne, gwenchana.Duduklah dan minum ini.Apa kau berlari?”Aku menawarkan minumanku kepadanya.Minho pun meminumnya hingga tetes terakhir.
“Ne, aku berlari dari kampus ke sini. Aku teringat ada janji denganmu,”
Aku terdiam, ternyata dia terlambat karena lupa, tapi mengapa? Apa aku sudah tidak penting baginya? Aku ini sahabat baiknya sejak kecil. Beribu – ribu pertanyaan menari – nari di otakku.
“Krystal??”Ia menggerakkan tangannya tepat di depan mukaku.
“Eh ..eh ..wae?”Aku tersadar dari lamunanku.
“Apa kau sudah lama menungguku? Pasti kau sudah satu jam lebih disini? Kita janjian jam 13.00 dan sekarang sudah jam 14.00. Aargh, aku benar – benar merasa bersalah.”
“Ani, sok tau sekali kau, oppa.Aku baru sampai 10 menit yang lalu.Tadi aku menemui dosen dulu sebelum kesini, jadi kau tak perlu merasa bersalah seperti itu.”Aku berbohong kepadanya. Kembali aku membohonginya. Maafkan aku oppa, aku terpaksa melakukannya.
“Jinjjayo?Hufftt ..” dia menghela nafas.
“Ne, lalu ada keperluan apa oppa menemuiku?” ucapku sembari melemparkan senyum.
“Aww ..appo. Mengapa kau mencubit pipiku, oppa?”
“Kau sangat menggemaskan saat tersenyum. Aku beruntung memiliki dongsaeng sepertimu.”
Ia tersenyum dan mengacak-acak rambutku. Oh my God, hati ini sangat sakit mendengar ia hanya menganggapku sebagai adik.
“Kita langsung ke topik pembicaraan. Maukah kau membantuku mendekati Sulli? Aku menyukainya.Aku bingung harus meminta tolong pada siapa lagi selain kau, Krystal. Kau kan teman sefakultas dengannya. Jebal ..” pintanya sambil memegang tanganku, memohon.
Oppa, kata-katamu barusan bak pisau tajam yang mencabik – cabik hatiku. Sebenarnya, hari ini akan kugunakan untuk mengatakan perasaanku padanya, namun ternyata ia telah menyukai yeoja lain. Aku mengurungkan niatku dan berusaha menahan air mata agar tidak jatuh membasahi pipi.Aku berusaha tersenyum di hadapan namja bermuka memelas itu. Sampai aku menjawab lirih,
“Ne ..oppa. Aku akan usahakan.”Seulas senyum lebar tergurat di wajah Minho.
“Waah!!Gomawoyo Soojung-ah. Tidak salah aku meminta bantuan padamu ..”
Tiba – tiba kurasakan tubuh Minho mendekap tubuhku. Tidak mungkin dia memelukku karena dia menyukaiku. Apa mungkin pelukan ini hanya sebagai rasa ucapan terima kasih karena aku akan membantunya mendekati yeoja cantik berambut panjang itu? Aaahh! Aku tidak bisa menutupi rasa sedihku.Dekapan Minho membuatku kembali teriris. Kurasakan kristal bening jatuh dari mataku.
“Aigo!Aku harus cepat – cepat menghapusnya sebelum Minho menyadari,”aku berbicara dalam hati sambil menyeka butiran di mataku.Sampai akhirnya namja ini melepaskan pelukannya.
“Soojung-ah, apakah kau tau sepertinya hari ini Dewi Fortuna sedang berpihak padaku.Oneul jeul gowo seyo.Hari yang menyenangkan.Aku sangat bahagia.”
“Molla, oppa.Waeyo?”Aku kembali berusaha ceria untuknya.
“Pertama, aku tadi bertemu dan mengobrol dengan Sulli. Kedua, kau mau membantuku mendekati Sulli.^^ Jadi begini sebenarnya tadi aku terlambat menemuimu karena aku bertemu Sulli di kampus. Aku senang karena dia tersenyum padaku.Sampai akhirnya aku lupa. Mianhae, Soojung”
“Aah, tak apa. Kan aku juga tidak datang tepat waktu .”
“Jeongmal mianhae.Aku sangat menyesal.Aku takut kau marah padaku.”
“Ani. Aku tentu tidak akan marah. Kau kan bertemu dengan orang yang kau sukai,”Untuk kesekian kalinya aku berbohong di depan Minho. Membohongi perasaanku dan orang yang kucintai.
“Jinjjayo?”
“Ne, oppa.”
“Yha!Hari ini kau melengkapi kebahagiaanku.Kau tidak marah karena aku terlambat menemuimu. Sekarang ayo kita pergi, aku akan mentraktirmu es krim. Pasti kau suka, kan?”
“Ne, ne, ne .. . Kau harus membelikanku 10 es krim, oppa! Hhahaha ..”
“Ani ..ani ..satu saja. Aku tak punya cukup uang,” ucap Minho sambil mengerucutkan bibirnya.
Aigoo, neomu kyeopta. Seketika rasa sedihku hilang, bukan karena Minho mentraktirku es krim. Tapi karena saat itu, ia menggandeng tanganku dan berjalan keluar restauran ini.
“Soojung-ah, aku akan menceritakan secara lengkap saat aku bertemu Sulli tadi.”
~Flashback~
*Choi Minho POV
Aku berjalan dari kelas seni menuju gerbang kampus. Kulihat jam tangan, sudah pukul 13.10. Aku sudah terlambat. Yha! Tepat disamping tangga kulihat seorang yeoja berambut panjang terurai dan cantik.Dialah yeoja yang aku sukai sejak awal masuk Universitas Konkuk.Beda sekali dengan Soojung-ah, sahabatku dari kecil yang tampaknya tidak pernah memoles wajahnya. Walaupun kuakui, senyumnya sangat manis. Tiba – tiba aku berpapasan dengan Sulli, yeoja tercantik di Universitas Konkuk. Mata kita bertemu .. *gaya stand-up comedy Raditya Dika. Hhaha, author garing!!* Sulli tersenyum padaku. Hatiku berdegup kencang. Apakah dia mengetahuiku? Apa dia hanya tau kalau aku temannya Soojung? Aah, tidak penting. Aku berpikir banyak sekarang. Aku membalas senyumannya. Kuberanikan diri untuk menyapa Sulli.
“Annyeong, Sulli!” sapaku dan berjalan disampingnya.
“Annyeong, Minho oppa!” jawabnya.
“Mmm, kau sendirian?Tidak bersama namjachingumu?”
Omonaa, aku bertanya terlalu jauh, semoga tidak menyinggung perasaannya.Amin *nah, lhoh (?)*
“Hhahaha.Aku belum punya pacar, oppa.”
“Mwo?Unbelievable, yeoja perfect sepertimu belum punya pacar?”
“Ne, waeyo?”
“Ani, aku cuma bertanya. Oya, kau mau kemana?”
“Aku mau pulang.”
“Kebetulan.Kajja, kita ke gerbang bersama.”
Aku dan Sulli berjalan menuju gerbang. Sesekali aku mengajaknya mengobrol, hingga akhirnya kita pun sampai di gerbang kampus.
“Oppa, sedari tadi aku tidak melihat Krystal.Kau tidak pulang dengan Krystal?”
Kata Sulli tiba – tiba, lalu aku teringat yeoja sahabatku itu.Reflek, kutepuk jidat. Aish, aku kanada janji dengannya!
“Ehm, Krystal. Dia sedang makan, mungkin.”Aku mengira – ngira jawaban yang tepat.
“Ooh. Oppa, jemputanku sudah datang. Aku duluan, yah.”Sulli pamit padaku.Terlihat mobil limosin hitam menghampiri kami.
“Ne, hati – hati di jalan.”
Aku membukakan pintu mobilnya.Setelah mobil Sulli menghilang dari pandangan, aku bergegas mencari taksi. Saat di perjalanan, jalan mendadak macet karena kecelakaan. Tanpa pikir panjang aku turun dari taksi. Untung jarak restaurant sudah dekat dan aku pun berlari.
~Flashback end~
*Author POV
Setiba dirumah, penjelasan Minho tadi masih terngiang di otak Krystal.Hatinya menangis mengingatnya.Sulli, wanita itu membuat Minho tergila-gila padanya. Jujur, Krystal iri pada Sulli. Tentu saja karena Sulli adalah yeoja cantik, pintar, baik, terkenal, kaya, dan dapat merebut hati seorang Choi Minho. Namun, Krystal ingat akan nasihat ummanya, bahwa setiap insan diciptakan oleh Tuhan memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Jadi buanglah rasa dengki yang menyelimuti hati kita, karena itu akan sia-sia serta hanya dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Syukuri apa yang telah diberikan Tuhan untuk kita.:)
Tiba-tiba, ponsel Krystal berdering.
Juliette! Yeolhaneul bachilkkeyo.
Juliette! Jebal nal bada jweoyo.
Juliette! Dalkomhi jom deo dalkomhage.
Soksage naui serenade.
Muncul gambar amplop di layar handphonenya.
From : Minho oppa
“Krystal, gomawoyo. Kau sudah mau memahami dan mendengar ceritaku. ^_< ”
Lalu Krystal membalas SMS tersebut.
To : Minho oppa
“Ne, oppa^^ Kalau butuh teman untuk bercerita, aku siap menjadi pendengar setiap dongengmu. XD “
Setelah menekan tombol send, Krystal tertidur. Hari ini memang cukup melelahkan baginya.
****
*Krystal POV
Hari demi hari, aku lewati dengan sabar.Bayangkan saja, memendam perasaan pada namja yang menganggapku tidak lebih dari sahabat. Dan setiap hari, kau harus mendengarkan curahan hatinya yang sedang menyukai yeoja lain. SETIAP HARI. Ya Tuhan, mengapa ini terjadi padaku? Aku memang munafik jika mengatakan aku akan bahagia apabila Minho bahagia, karena dalam kenyataan itu sangat pedih. Tapi aku benar – benar tak ingin menghancurkan kebahagiaannya. Eottokhae? Sebenarnya hampir setiap malam aku tidak pernah absen menangis. Semua hariku tidak lepas dari kata ‘Sulli ..Sulli ..dan Sulli’. Berkat bantuanku, Minho sekarang sudah semakin akrab dengan Sulli.Aku merasa ada jarak antara aku dan Minho. Kuota bertemu Sulli lebih banyak daripada denganku. Minho lebih sering meneleponku daripada berbicara langsung. Ini lebih baik, berarti Minho tidak akan melihatku menangis ketika mendengar curhatnya.
Hari ini, Minho mengajakku ke suatu tempat. Dia akan menjemputku di rumah. Aku duduk di depan meja rias. Aku bertatap dengan bayanganku sendiri. Terbersit tanya di dalam benakku. Apa yang salah pada diriku? Mengapa seorang Choi Minho tidak menyukai gadis sepertiku?Menurutku, aku tidak jelek. Dering handphone membuyarkan lamunanku.
Muncul sebuah nama dengan tanda telepon disampingnya. Aku memencet tombol warna hijau, dan mendekatkan handphone itu ke telingaku. Terdengar suara namja di seberang.
“Yeoboseyo,” aku membuka percakapan.
“Soojung-ah, 10 menit lagi aku akan menjemputmu. Bersiap-siaplah sekarang.”
Klik! Tuut ..tuut ..tuut ..sambungan terputus.
Yha! Choi Minho, kau bahkan langsung menutup telepon. Kau tidak menungguku untuk menjawab!!
Namun, entah kenapa aku tidak bisa membencinya. Aku terlalu lemah dihadapannya.
Selang beberapa menit…..
Minho datang tepat waktu tak seperti biasanya. Wajahnya pun sangat cerah, secerah dan seindah mentari pagi. :)
“Oppa, tumben sekali kau datang on time?” aku terheran.
“Sudah jangan banyak bicara. A~yo naik,” Ia memberiku helm dan menyuruhku naik ke ninja hitamnya. Aku hanya menurutinya. Mimpi apa aku semalam? Ini seperti kencan.
Kami berhenti di depan sebuah toko aksesoris. Jiwa yeojaku mulai beraksi, wanita mana si yang tidak menyukai aksesoris? Aku berjalan mendahului Minho oppa. Mataku tertuju pada gelang krystal biru. Bagus, aku langsung terpikat. Aku akan meminta saran pada Minho.
“Oppa, ini bagus tidak?” tanyaku sembari memperlihatkan bracelet yang telah melingkar di pergelangan tanganku.
“Wah, neomu yeppo.”
“Jinjanyo?” aku serasa ingin loncat mendengar ucapan Minho.
“Ne, gelang ini pasti sangat cocok dipakai Sulli. Iya kan? Kau sangat pintar memilih, Soojung,” ucapnya sambil mencubit hidungku.
Saat itu juga, aku seperti tersambar kilat di cuaca cerah.
“Mwo?Sulli?” aku masih tidak percaya sekaligus tidak mengerti dengan pikiran Minho.
“Ne. Aku berpikir selera yeoja itu sama jadi aku mengajakmu ke sini agar kau bisa memilih barang yang akan kuberikan ke Sulli saat aku menyatakan perasaanku. Mianhae, belum memberitahumu.Kau tidak marah kan kalau gelang ini untuk Sulli?”
Aku secepatnya menggelengkan kepala.Choi Minho, ia kembali menggoreskan luka.Beginilah rasanya mencintai sahabatmu sendiri dan hanya bisa menjadi seorang secret admirer.
“Geureu. Kita bungkus ini secantik mungkin, oppa,” aku mencoba tetap tegar dihadapannya meski hatiku berkata lain.
Keesokan harinya…..
@Konkuk University
*Choi Minho POV
Aku membawa Sulli ke taman di sebelah kampus. Hari ini merupakan hari yang mendebarkan bagiku. Aku memperlakukannya layaknya seorang tuan putri. Iya duduk di bangku taman dan aku berlutut padanya. Aigooo, menegangkan apalagi dress putih yang terpakai apik di tubuhnya saat ini menambah kesempurnaan kecantikannya. Kutatap matanya lekat dan dalam.Aku menarik nafas lalu memegang telapak tangannya. Aku menangkap ekpresi heran di raut wajahnya.
“Choi Sulli. Aku..aaa…ku. Mmmm, sudah lama aku menyukaimu. Dangsineul saranghaeyo.”Benar saja, Sulli terperanjat mendengar pernyataanku. Ia mencoba melepas tangan dari genggamanku namun aku kembali meraihnya.
“Saranghae, my princess.Would you to be my girlfriend?” aku memang tak pandai merangkai kata, kuputuskan untuk to the point saja. Lalu, aku mengeluarkan sebuah kotak dari balik jaket.
“Oppa,” ia mengeluarkan suara.
“Waeyo?”
“Hajiman…” ucapnya ragu.Segera, kupotong perkataannya.
“Kau boleh tidak menjawabnya sekarang. I’ll wait your decision.Pakailah hadiah pemberianku ini jika kau menerimaku,” jelasku. *sinetron mode on :D*
“Ne, gomawo. Oppa memberi waktu untukku.Secepatnya akan kuberitahu keputusanku,” ujarnya lalu menerima kotak dan berjalan meninggalkanku.
Sedikit rasa kecewa menghiasi wajahku.Namun setidaknya, aku masih memiliki harapan karena Sulli menerima kotak itu.
*Sulli POV
Aku berjalan masuk ke kampus, ada satu jam kuliah lagi hari ini. Dari kejauhan, terlihat sosok yeoja berjalan ke arahku. Sosok yang tidak asing lagi bagiku. Yeoja cantik, hanya saja kurang beberapa polesan di wajahnya agar terlihat lebik menarik.
“Annyeong haseyo,” sapaku pada yeoja bernama Krystal itu.
“Annyeong, Sulli,”
“Krystal, dengarkan aku sebentar,” aku menarik tangannya dan duduk di bangku koridor.
“Waeyo?Kenapa kau terlihat gelisah?”
“Tadi, Minho oppa menyetakan cinta padaku.Eottokhae? Kau kan sahabatku sekaligus sahabatnya. Bantu aku. ”Setelah aku mengatakan itu, Krystal yang sumringah mendadak berubah sendu.
“Sulli,” Ia membuka suara pelan.
“Ne?”
“Kau kan belum punya pacar.Mengapa tidak kau terima saja Minho sebagai namjachingumu?”sarannya.
“Tapi, aku tidak menyukainya.Aku hanya menganggapnya sebagai teman. Tak ada rasa lebih terhadapnya,”
“Rasa cinta akan tumbuh jikalau kita mencoba untuk menjalaninya.Aku yakin kau bisa mencintai Minho nantinya. Perlu kau ketahui, Minho sungguh mencintaimu mungkin ia tak bisa hidup tanpamu. Dia juga pasti akan serius menjalani hubungan denganmu. Aku mohon, terimalah Minho.”
Aku melihat rahasia di mata bening Krystal. Dengan segala keterbatasanku, aku beranikan diri untuk bertanya.
“Apa sebenarnya yang ada di pikiranmu? Mengapa kau begitu antusiasnya membujukku untuk menerima Minho?”
Tiba-tiba, Krystal terkejut akan pertanyaan yang kulontarkan padanya. Aku semakin curiga.
“Ani..ani..aku hanya ingin sahabatku bahagia,” ia menjawab gugup.
“Apa kau harus memaksakan kehendakku untuk bisa mencintai orang yang tidak kusukai?”
“Emm…emmm..emm,” Krystal tampak gelagapan.
“Adakah sesuatu yang mengganjal hatimu, Soojung? Ceritakan padaku,” Awalnya ia terlihat ragu namun aku berusaha meyakinkan hingga akhirnya ia mau berbagi denganku.
“Sulli, apa kau tahu apa yang kurasakan saat ini?” matanya kini mengeluarkan butiran air.Aku memeluknya untuk menenangkannya.
“Waeyo? Jangan bersedih, apa yang yang membuatmu sedih?”
“Sejak dulu aku sangat mencintai Minho. Sejak dulu aku pendam perasaan ini, berharap suatu saat nanti dapat kuutarakan di depannya. Tapi faktanya, saat dadaku sudah tak sanggup menampung perasaanku padanya, yang terlihat adalah dia begitu mencintaimu, Sulli,”
“Jeongmal mianhae. Aku terlalu bodoh hingga tidak menyadari semua ini,” aku merasa tidak enak padanya. Air yang jatuh dari pelupuk matanya semakin banyak. Kurasakan kesedihan yang dialaminya.
“Gwenchana, justru aku amat sangat membutuhkan bantuanmu.”
“Baiklah, selamu aku bisa.Aku akan membantumu.”
“Tolong terima cinta Minho, jebal.”
“Mwoya? Are you crazy? Kau sengaja memberikan orang yang kau cintai pada orang lain. Ini sungguh tak masuk akal,” aku pasti salah dengar.
“Kumohon, aku tidak apa-apa.Yang kubutuhkan sekarang hanya melihat Minho bahagia, itu sudah cukup bagiku.”
“Aku tidak mau melakukannya. Ini hanya akan menyakitimu,” tolakku.
“Aniya, aku baik-baik saja. Percayalah.Bantu aku sekali ini saja, please,” aku tak tega melihat temanku memohon sampai menangis. Ketulusan cinta Jung Soojung pada seorang Choi Minho benar-benar murni. Hal ini yang membuat hatiku luluh.
“Ne, kalau itu memang keinginanmu dan kau memaksaku, aku akan melakukannya.Ingat, hanya karena kau temanku, aku tidak melakukannya untuk Minho.”
“Gomawoyo, Sulli-ah,” Krystal memelukku, mencoba tersenyum dan mengusap air mata di matanya yang sudah sembab.
*****
*Author POV
Minho menemui Sulli.Semalam, Sulli menelepon Minho, mengajaknya bertemu di taman dekat kampus. Sesampainya di taman, sudah ada seorang yeoja duduk di bangku. Minho berjalan perlahan dan menutup mata gadis itu dari belakang.
“Yha!Gelap.Siapa ini? Lepaskan tanganmu dari mataku,” Sulli memberontak.
“Tebak, siapa aku?”
“Choi Minho. Tebakanku benar kan? Sekarang, cepat lepaskan,”
“Aissh, ga asik banget deh.Masa langsung tertebak.”
“Suara bassmu tak bisa membohongiku,” Sulli tertawa renyah.
“Oya, bagaimana dengan jawabanmu?” Minho menanyakan jawaban atas penyataan cintanya.
“Taraaaaa… lihatlah!” Sulli memperlihatkan tangannya yang telah dilingkari gelang krystal biru.
“Jadi..?” Minho terperangah.Tak ada kegembiraan baginya melebihi hari ini.
“Aku mau menjadi yeojachingumu,” ujar Sulli memberikan eye smilenya.
“Yes!” Minho meloncat dari posisinya dan memeluk Sulli.
*****
Hari silih berganti, kabar Minho berpacaran dengan Sulli pun meluas di seantero Konkuk University, banyak sekali namja yang mengalami patah hati. Hhaha, tentu saja, Sulli kan yeoja idaman para pria. *Taemin, kau harus menjaga sulli dengan baik^^*
Seperti halnya pasangan kekasih pada umumnya, Minho juga sering mengajak Sulli berkencan ataupun sekedar jalan bersama.
*Choi Minho POV
Hari ini tepat seminggu setelah aku menceritakan pada Soojung bahwa aku sudah berpacaran dengan Sulli. Siang nanti, aku berniat mentraktirnya minum di kedai coffee langganan kami, sebagai ungkapan terima kasih karena ia sudah membantuku mendekati Sulli, sekalian untuk merayakan hari jadiku dengan Sulli. Kunyalakan mesin motor menuju rumah Soojung.
Sesampainya disana, rumahnya terlihat sepi.Aku mengetuk pintu namun tak ada jawaban, hanya ada hembusan angin.
“Soojung-ah! Dimana kau sekarang? Telpon ga pernah, sms ga pernah*Minho korbaniklan XD* Ponselmu juga nonaktif. Hingga akhirnya, kuputuskan ke rumah Sulli.
~~~~~
Sudah 2 minggu, Krystal tak masuk kuliah. Kudengar, ia mengambil cuti. Aigoo, sahabat macam apa aku ini? Aku kehilangan kontak dengannya. Aku merasa kesepian.Sulli berubah, dia jarang bertemu denganku. Dan Krystal? Aku tak tau kabarnya.Kuputuskan saat ini juga untuk bertemu Sulli, meminta penjelasan atas perubahan sikapnya.
Jam tanganku menunjukkan pukul 02.00 ketika aku sampai di depan pintu gerbang rumah Sulli. Udaranya dingin, kurapatkan jaket tebal yang menempel pada tubuhku. Musim dingin ini sangat sepi bagiku. Kupencet bel rumahnya dan pintu terbuka lalu aku pun masuk. Sulli sedang duduk termenung di ruang tamu, mukanya tampak suram, matanya pun sembab. Apakah dia habis menangis? Tapi mengapa?
Aku menempatkan diri di sampingnya namun tak ada respon darinya.
“Chagy? Ada apa denganmu?” masih tak ada jawaban.
“Kenapa kau berubah? Kau seringkali mengacuhkanku seperti sekarang ini,”
“Aku rasa, aku tak pernah merubah sikapku,”
“Kau sudah tak mencintaiku,” emosiku terpancing.
“Mencintaimu?Dari awal aku tak pernah mencintaimu, ara!”
“Mwo?Apa maksudmu? Lalu mengapa dulu kau menerimaku?”
“Krystal!”
“Tak usah membawa sahabatku ke dalam masalah ini,” aku meninggikan suara.
Tiba-tiba Sulli menyodorkan sebuah surat beramplopkan merah hati.
“Baca ini.Dua minggu lalu, Krystal menitipkan surat ini padaku.”
Aku menatap Sulli, matanya menahan air yang berlomba keluar dari pelupuk matanya. Perlahan, kubuka surat yang berisi goresan-goresan tinta hitam yang sangat kukenali sejak kecil.Tulisan Krystal yang begitu rapi. Dalam lembar surat itu juga ada bekas tetesan air mata yang lumayan banyak.
To : Minho oppa
Oppa, mungkin saat kau membaca surat ini, aku tak berada di sisimu lagi. Aku hanya bisa memandangmu dari atas sana.
Oppa, aku sangat ingin menyampaikan peraanku padamu, perasaan yang tak mungkin kuutarakan langsung. Karena aku sadar, kau tak bisa membalasnya.“Neomu saranghae, oppa”.Mianhae, aku sudah tidak sanggup memendamnya.Walaupun aku tahu nantinya, kau tak mungkin mencintaiku karna kau sudah bahagia dengan Sulli.Yang terpenting bagiku adalah kebahgiaanmu. Aku bahagia bila kau bahagia.
Maafkan aku tidak bisa menemuimu sampai saat terakhirku. Aku tidak mau kau bersedih setelah kepergianku. Aku divonis kanker otak stadium akhir sejak tiga bulan yang lalu dan dokter mengatakan bahwa umurku tak lama lagi.
Aku tidak pernah memberitahumu.Aku tak ingin kau mengkhawatirkanku.Jeongmal mianhae, oppa.Lanjutkan hidupmu walau tak ada aku di sisimu.Jikalau kau rindu padaku, datang saja ke bukit tempat kita dulu sering melihat bintang. Aku akan datang menemuimu.Jeongmal bogo sipeosseoyo. Aku akan selalu merindukanmu.
Krystal
“Sulli … apa yang sebenarnya terjadi? Katakan padaku yang sebenarnya. Cepat!”
“Minho oppa, apakah kau tidak pernah menyadari perasaan Krystal selama ini padamu? Mengapa kau tidak peka terhadap hal itu?”
Aku membisu. Tak kusangka Krystal bisa memendam perasaan padaku cukup lama.
“Oppa, bahkan Krystal-lah yang memintaku untuk menerima cintamu.dia tidak mau kau bersedih. Dia ingin kau bahagia walaupun itu harus mengorbankan perasaannya.”
“Sekarang, dimana Krystal? Apa maksud suratnya bahwa dia tidak bisa menemaniku lagi?”
“Sudah terlambat, Choi Minho! Sesaat setelah dia menitipkan surat padaku, dia jatuh pingsan. Dia sempat koma beberapa saat sebelum akhirnya dia meninggalkan kita semua.”
Detik itu juga, hatiku terasa sangat tersayat benda yang tajam.
Krystal berpikir dia bahwa semua tindakannya untuk kebaikanku. Tapi kurasa tidak, ini justru membuatku sedih.
Babo! Babo! Babo! Aku merasa diriku sangat bodoh …
Aku tidak bisa menemani orang yang tulus mencintaiku sampai akhir hayatnya.
Aarrgghh! Soojung! Mengapa kau tidak pernah mengatakan apapun padaku?
Tiba – tiba Sulli kembali membuka mulutnya.
“Sebelum meninggal, Krystal sempat mengatakan bahwa tempat peristirahatan terakhirnya, ingin dia buat di tempat kenangan masa kecil dengan dirimu. Dan sekarang keinginannya telah terpenuhi.”
Seketika itu, aku berlari keluar dari rumah Sulli dan melajukan motorku ke selatan kota Seoul. Aku sangat tahu, apa tempat favorit kami. “Bukit Bintang”, ya kami menyebutnya demikian, karena dari puncaknya, aku dan Krystal bisa melihat bintang dengan jelas bersinar seperti Krystal yang selalu memperlihatkan sinarnya untukku …
“Jung Soojung, tunggu aku di Bukit Bintang!”
*****
*Choi Minho POV
Aku menginjakkan kaki di Incheon.Ya, aku pergi ke luar negeri mewarisi perusahaan appa di Indonesia *critanya Indo udah maju + sukses.Amiin* Salah satu alasanku ke luar negeri adalah ingin melupakan Krystal.Namun tak bisa. Nyatanya, kini aku kembali karena merindukannya. Sudah setahun lebih, ia meninggalkanku dan kenangan kami. Kulajukan mobilku ke sebuah toko bunga.
“Annyeong!”sapa salah seorang ahjumma pelayang toko bunga.
“Annyeong,” aku sedikit membungkukkan badan.
“Ingin beli bunga apa, Tuan?”
“Satu bucket mawar merah.”
“Untuk kekasihmu, Tuan? Sangat cocok melambangkan kasih sayang seperti hari ini, Valentine’s Day.” Aku hanya terdiam.
“Apa kau mau membeli coklat juga? Khusus hari ini, toko kami juga menyediakan coklat special hari kasih sayang.”
“Ne, bungkuslah secantik mungkin,” jawabku datar.
Tak lama kemudian, pelayan itu membawa pesananku.Cukup bagus.
“Kamsahamnida”
“Semoga hubunganmu dan kekasihmu langgeng ya, Tuan.”Kembali aku membisu, teringat semua kebodohanku yang tak menyadari cinta tulus Krystal.
Setelah membayar, aku lalu melanjutkan perjalanan.
Setengah jam kemudian, aku sampai di sebuah pemakaman. Aku menghampiri salah satu nisan, nisan bertuliskan Jung Soojung. Kutatap nisan itu sesaat.
“Krystal, selamat hari Valentine. Jeongmal bogoshipo. Aku harap, kau mendapat tempat bahagia di sana,” perlahan butiran air mataku berebut keluar. Kuletakkan bunga dan coklat yang kubeli dan kucium nisan itu.
“Semoga kau suka dengan pemberianku.”
Aku berdiri di ujung bukit. Aku menghirup oksigen alam ini. Ku pejamkan mata mengingat moment manis dan bahagia yang pernah kulewati di sini bersama Krystal. Aku ingin mengulanginya kembali.
Kurasakan angin hangat menerpa wajahku. Hatiku berkata bahwa Krystal datang.
“Oppa,” aku mendengar suaranya, ya itu pasti dia.
“Krystal, bogoshipo,” aku menjawab masih dengan mata terpejam.
“Nado bogoshipo, oppa. Kau tak boleh larut dalam kesedihan.”
“Aku akan bahagia jika kau kembali kepadaku. Mianhae, aku selalu menyakitimu.”
“Itu tidak mungkin, tak mungkin aku kembali disisimu. Ku mohon, bahagialah untukku agar aku bisa pergi dengan tenang,” aku membuka kelopak mataku lalu menatap langit, seolah ada bayang Krystal disana.
“Geureu. Aku akan hidup bahagia untukmu. Saranghae, Jung Soojung,” terlihat bayang semu Krystal tersenyum dan memudar. Ya Tuhan, tempatkan ia di tempat terbaik-Mu.Mataku menerawang jauh ke pantai yang luas itu.
“Yha!! Namja pabbo, sedang apa kau di pinggir bukit? Mau mati kau?!” teriak seorang yeoja. Aku tersadar, memang hanya aku sendiri yang sedang berdiri di pantai. Aku membalikan badan. Aku terkejut melihat siapa yang ada dihadapanku.#tebak siapa yeoja itu??
“Sulli?”
“Minho?”
FIN
0 komentar:
Posting Komentar