Cast :
1. Lee Donghae
2. Jessica Jung
Other : You’ll know it after read this story
Genre : *tentukan sendiri ya, gado-gado deh.
Rating : PG-15
Lenght : Oneshoot ( sequel )
Author : Hyunjae Purpleice
Annyeong, aku post sequel dari FF ku yang kemaren ( LAST SENTENCE ). Seperti yang udah aku bilang sebelumnya, FF itu terinspirasi dari Ending Film Ada Apa Dengan Cinta. Jadi adegan di bandara itu sengaja dibuat agak sama. Tapi untuk yang sequel ini, murni dari hasil imajinasi aku sendiri. Yang utama banget nih, mianhae ya, aku kemaren sempet hiatus nulis FF. Habis liburan kemaren ada kegiatan skull gitu deh. Jadi gak sempet ngetik deh. Mianhae kalo nih FF nyeleneh, ngaco, nggak jelas, and apalah itu namanya. Oiya, saya sekarang ganti nickname dari Chaleecha CaptainGorjess (Cho Hye Eun) jadi HyunJae Purpleice. Jadi jangan bingung ya… Happy Lebaran Day juga buat yang merayakannya.. Yang mau comment dipersilahkan. Kesadaran masing-masing deh. Okey deh, segitu dulu cuap-cuap aku. HAPPY READING…
*bow
~0o0~
DONGHAE POV.
Sudah sebulan ini Jessica pergi ke luar negeri. Dia bahkan tidak menghubungiku sama sekali. Aku hampir gila karena merindukan sosok gadis mungilku itu. Sekarang aku hanya bisa memandanginya melalui selembar foto yang aku ambil diam-diam beberapa bulan yang lalu. Jessica memang sangat tidak suka bila di foto. Maka dari itu, aku selalu mengambil foto dirinya secara diam-diam.
“Where are you IceSica?” gumamku kemudian.
“You know, I miss you so much here.” ucapku lirih untuk kesekian kalinya.
“Ya!!! Lee Donghae, kenapa sekarang kau jadi berubah haluan begitu? Selama aku mengenalmu, bukankah nilai speaking englishmu selalu dapat nilai E?”
Aku mengenal suara cempreng satu ini. Bahkan aku sudah hafal karakter suaranya. Dengan amat sangat malas kutolehkan kepalaku menuju sumber suara yang jujur saja tidak kuharapkan kehadirannya.
GOTCHA. Wajahnya sangat ceria hari ini. Itu berarti aku harus siap-siap diledek habis-habisan olehnya.
“Ya!!! Kau masih bisa mengenal bahasaku kan? Kau mengerti ucapanku kan?” cerocosnya lagi.
“Ne, aku masih bisa mengerti ocehanmu yang tidak penting itu.” sahutku pasrah.
“Apa kepalamu terbentur sesuatu hingga membuatmu aneh seperti ini?” tanyanya antusias. Aku menghela nafas kasar.
“Aku baik-baik saja Evil. Apanya yang aneh? Menurutku aku biasa saja.”
“Ani. Kau aneh. Biasanya kau paling anti jika harus mengamalkan (?) bagaimana speaking english itu, karena ya semua orang tahu lah jika kau adalah satu-satunya namja di sekolah yang selalu mendapat nilai E dalam mata pelajaran itu. Sekarang, kau selalu merenung sambil menggumamkan kata-kata dalam bahasa inggris. Aneh kan?” ucap namja itu panjang lebar. Aku memutar kedua bola mataku ke atas. Berharap namja di hadapanku ini segera lenyap dan tidak muncul di depanku lagi.
“Kau lupa? Yeojachinguku kan sekarang tinggal di San Fransisco. Disana setiap percakapan memakai bahasa inggris. Kau tahu sendiri jika Sica-ku itu sangat fasih speaking english. Paling tidak aku harus bisa mengimbangi dong walaupun sedikit-sedikit.” balasku.
“Untuk apa kau belajar mati-matian untuk mengimbangi kemampuan speakingnya jika meneleponmu saja Jessica tidak pernah melakukannya.”
“Sedia payung sebelum hujan.” sahutku jutek.
“Kau mempelajarinya dari mana?”
“Aku? Setiap saat jika aku punya waktu luang, aku pasti akan mengobok-obok (?) isi dari kamus english pemberian Sica.” jawabku pasti.
“Dasar tidak modal. Lagipula kau sekarang benar-benar seperti orang tidak waras Lee Donghae.” omelnya lagi.
“Yang tidak waras kan aku, apa masalahnya untukmu?” cecarku tidak mau kalah.
“Hhhh~ sudahlah. Aku kesini tidak untuk berdebat denganmu. Hari ini kan ulang tahunmu, aku ingin mengajakmu ke Unity Club. Kita pesta disana. Disana juga banyak sekali yeoja-yeoja yang cantik. Lumayanlah buat cuci mata. Hehehehe.”
Aku membelalakkan mataku lebar-lebar setelah mendengar ucapannya barusan. Apa-apaan itu, masak namja ini mau menjerumuskanku dalam sebuah perselingkuhan. ANDWAE. Bagaimanapun Jessica adalah yang nomor satu dihatiku. Dan aku tidak akan dengan bodohnya mau mengulangi kesalahanku dan membuat Jessica membenciku.
“Apa kau berpikir aku akan menyetujui ajakanmu barusan?” selidikku memastikan.
“Tentu saja. Kau pasti sangat kesepian sebulan terakhir ini karena Jessica sama sekali tidak menghubungimu. Ayolah. Jarang-jarang ada kesempatan langka seperti ini.” bujuknya lagi.
“Mianhae Mr.Cho, sepertinya anda salah kira. Dengan sangat menyesal saya harus mengatakan kalau saya menolak ajakan gila anda untuk pergi ke sana.” balasku sok bijaksana. Apa namja ini gila ya? Mengajakku ke tempat seperti itu. Jika aku sampai ketahuan Sica, maka tamatlah riwayatku. Aku tidak sanggup jika dia meninggalkanku nantinya karena menyetujui ajakan Kyuhyun.
“Lalu sekarang apa yang akan kau lakukan?” tanyanya malas.
“Entahlah. Mungkin aku akan belajar kosakata English lagi. Mumpung aku sedang tidak ada kerjaan.”
“Benar-benar tidak waras. Di hari ulang tahunmu ini kau hanya akan melewatinya dengan hal sepele macam itu? Ayolah Hae, gunakan akal sehatmu. Ingat, hari ini adalah hari ulang tahunmu.” cecar Kyuhyun.
“Kalau kau ingin kesana, ajak saja Eunhyuk. Pasti dia langsung setuju. Mengingat banyak sekali wanita seksi di klub itu.” usulku.
“Ide bagus. Lebih baik sekarang aku segera pergi dari sini daripada aku mati bosan melihat kelakuanmu yang mirip orang gangguan mental.” desisnya pasrah sebelum akhirnya ia benar-benar beranjak meninggalkanku.
Lengkaplah sudah kini kesendirianku. Pandanganku menerawang di balik jendela kamarku. Langit sore begitu indah. Tapi tak dapat menghilangkan rasa penat yang menyelimutiku saat ini. Sungguh, aku sangat merindukan Sica. Andai dulu aku tidak melakukan kesalahan fatal dan memutuskan hubungan kami, pasti saat ini ia masih berada di sampingku. Sejenak, aku kembali melirik ke arah lembaran foto yang tengah kugenggam. Wajah Sica begitu ceria. Senyumnya yang manis mampu membuatku ikut terlarut dalam kebahagiaannya. Mata indahnya yang seolah menyiratkan sebuah ketulusan, bibir tipisnya yang tak henti-hentinya mengukir senyum, hidung mungilnya yang biasa kupencet pelan dan membuatnya kesal, dan semuanya begitu sempurna. Aku sangat rindu pada sosok dari pemilik wajah sempurna ini.
“Please comeback my sweety heart.”
DASHI DORAWA, DORAWA, DORAWA,
DASHI DORAWA, (DASHI DORAWA)
Yap, handphoneku berdering. Dengan sangat malas aku meraih benda mungil itu. Segera kutekan tombol hijau dan mendekatkan benda itu ke telingaku.
“Hello.” sapaku seadanya.
“Woww, great. You spoke english now?” ujar sebuah suara nyaring di seberang sana.
“Hmm, just a little.” jawabku lirih.
“It’s great. Donghae, the only one student that can’t speak English a month ago, but now he can speak English. Woww..”
“Ya!!! Jika kau meneleponku hanya untuk mengejekku, lebih baik kau tutup teleponnya. Aku masih memiliki banyak urusan lain yang lebih penting daripada hanya sekedar meladeni ejekanmu!” teriakku kesal.
“Calm down Honey. Have you forgotten my voice? You really cruel if that true.” omelnya panjang lebar. Aku hanya diam mendengar ocehannya tanpa bermaksud untuk memutuskan sambungan telepon itu. Biar saja, toh juga dia yang bayar tagihannya.
“Donghae oppa, are you fine?” tanyanya.
“I’m so fine before you call me.” desisku tajam.
“Ohh, I disturb your time? Sorry oppa. I’ll call you next time. DongShy oppa, Miss you so much.” ucap yeoja di seberang sana dengan suara lirih. Tunggu.. DongShy oppa. Seingatku hanya Sica yang memanggilku seperti itu. Itu nama panggilan sayang milik kami. Apa ini…
“WAIT!!!!!!!” teriakku kemudian.
“Don’t scream loudly. You want to make me deaf, huh?”
“Jessica?”
“Yes, I’m here. Okay oppa, Sorry if I disturb your time. I’ll call you next time.”
“ANDWAE!!! Jangan tutup teleponnya!!!”
“Kau tadi minta aku untuk menutup teleponnya, kenapa sekarang jadi melarangku? Kau tahu, aku sudah tidak ada mood untuk berbicara denganmu oppa.” omel yeoja itu.
“Mianhae chagi. Aku tidak tahu kalau yang telepon ini kau. Mianhae.”
“Sejak kapan aku jadi yeojachingumu lagi? Seingatku, kita sudah putus.”
“Tidak. Kita sudah balikan. Kau milikku selamanya.” tekanku.
“Bahkan kau masih berani mengatakan jika aku ini milikmu setelah tadi kau tidak ingat dengan suaraku. Apa sekarang kau sudah punya yeoja lain sehingga kau mudah sekali melupakanku? Jika iya, chukhae. Dengan siapa? Apa dengan Sunye, kakak kelas kita? Atau dengan Yoona, adik kelas yang sangat mengagumimu? Atau dengan Son Eun Soo, anak kelas sebelah yang dulu pernah menembakmu di lapangan sekolah? Atau..”
“Berhenti mengoceh yang tidak-tidak Sica. I’m yours. Forever. Tega sekali kau menuduhku memiliki pacar lain sedangkan kenyataannya aku sangat tersiksa disini karena merindukanmu.” sahutku di sela-sela ocehannya.
“Kau kira aku akan percaya dengan rayuanmu itu? Tidak akan. Oiya, oppa, namja disini tampan-tampan semua. Bahkan ada satu namja yang mulai menarik perhatianku. Namanya KRIS. Dia sangat tampan. Dia juga tinggi. Bahkan aku dan dia sudah dijuluki Royal Ice Couple.” ucap Jessica panjang lebar.
“Kau mencoba membuatku cemburu? Jika iya, chukhae. Kau sukses Sica. Jika saja aku disana, aku pasti akan menendang-nendang namja itu agar menjauhimu.” desisku tajam.
“Menendangnya? Apa kau yakin? Kau itu terlihat seperti kurcaci jika berdiri disampingnya oppa. Hahahahaha..Kris begitu tinggi sedangkan kau begitu mini.” ledeknya sambil sesekali tertawa jahil. Awas saja Sica jika nanti kau pulang. Kau akan menerima pembalasan dariku.
“Mini? Bahkan kata itu lebih menjijikkan daripada kata PENDEK. Bilang saja aku ini PENDEK. Itukan maksudmu?”
“GOTCHA. Kau benar. Hehehehe. Oiya oppa, ini tanggal berapa?” tanyanya mengalihkan topik pembicaraan. Bukankah dia sudah tahu ini tanggal berapa, tapi kenapa ia masih menanyakannya padaku? Apa perbedaan waktu antara San Fransisco dan Seoul begitu mencolok ya?
“15 Oktober.” jawabku malas.
“SAENGIL CHUKHAE OPPA.” teriak Sica dari seberang sana. Refleks aku menjauhkan handphone itu dari telingaku.
“Astaga. Kau sukses membuatku lupa akan hari ulang tahunku. Padahal beberapa menit yang lalu, Kyuhyun sudah memberiku ucapan selamat. Lalu, apa kado untukku?”
“Kadonya ya dengan aku meneleponmu sekarang. Dan yang specialnya, aku akan meneleponmu setiap tanggal 15 oppa.”
“MWO???? Sebulan sekali? Kau mau membuatku mati karena merindukanmu ya? Begini saja, biar aku yang meneleponmu. Ini nomormu kan? Akan aku save.” ujarku panik. Yang benar saja, ia hanya akan meneleponku sebulan sekali? Tidak bisa dibiarkan.
“Tidak bisa oppa. Aku akan ganti nomor setiap aku meneleponmu. Jadi, kau hanya bisa menunggu telepon dariku. Sebulan sekali bukankah sudah cukup daripada tidak sama sekali?” gertaknya.
“Kau mau mempermainkanku ya? Aish…” selidikku kesal.
“Mengerjaimu memang sesuatu yang sangat menyenangkan oppa.” sahutnya ceria dan disambung dengan tawa renyahnya.
“Baiklah, aku menyerah. Kali ini kau bisa berbuat semaumu. Tapi ingat, nanti jika kau pulang ke Korea, akan kuseret kau ke pelaminan dan langsung menikah denganku. Ingat itu. Deal?”
“Ancamanmu itu tidak lucu oppa. Jika sampai itu terjadi, aku akan lebih memilih menetap di sini dan menikah dengan KRIS.” ucapnya gusar.
“Ya!!!! Jangan pernah dekat-dekat dengan namja lain Sica. Kau itu M-I-L-I-K-K-U. Ingat, Kau MILIKKU.”
“Ne, ne. Sudah ya oppa. Aku ngantuk. Disini sudah sangat malam. Tunggu sebulan lagi dan aku akan meneleponmu. Annyeong oppa.”
KLIK. Sambungan sudah terputus. Aku mencoba menghubungi kembali nomor Sica barusan, tapi nomornya sudah tidak aktif.
~0o0~
NO ONE POV
Seorang yeoja berambut pirang terlihat menarik kopernya menuju ke sebuah taxi. Rambutnya yang kini panjang itu terjuntai dengan indahnya di balik punggungnya.
“Gyeonggi-do ahjussi.” suara khas miliknya terdengar samar di antara deru mesin taxi yang mulai berjalan. Jemari lentiknya kini tengah sibuk menekan layar i-phone miliknya. Ia sangat asyik mengutak-atik benda mungil itu sampai akhirnya sang supir taxi menyadarkannya dari kegiatannya tersebut.
“Sudah sampai nona.”
“Ah, iya. Berapa tarifnya?”
“5000 won.” jawab sang supir taxi sambil menunjukkan argo di samping kemudinya.
“Ini ahjussi. Tolong keluarkan koperku juga ahjussi.”
“Baik nona.”
~0o0~
“Yeobosseyo oppa.” sapa seorang yeoja dari teleponnya.
“Jessica? Ini kau?” sahut seorang namja yang tengah duduk di taman.
“Ne oppa.”
“Akhirnya kau meneleponku juga.” ucap namja itu. Dari nada bicaranya, tersirat suatu kelegaan yang amat besar setelah orang yang ditunggunya akhirnya menghubunginya.
“Mainhae oppa. Aku tadi menghadiri pesta pernikahan Kris.”
“Akhirnya namja itu menikah juga.” sahut namja itu dengan sangat ceria.
“Kau senang sekali sepertinya ketika mendengar Kris menikah? Ada apa?”
“Tentu saja. Itu artinya, tidak akan ada namja lain yang akan mendekatimu lagi.”
“Kau salah oppa. Tadi, waktu di pernikahan Kris, aku bertemu dengan seorang namja yang tak kalah tampan dari Kris. Dan hebatnya lagi, ternyata dia juga orang Korea. Namanya Kim JaeJoong.” jelas sang yeoja panjang lebar.
“Berhenti membuatku cemburu Sica. Sudah tiga tahun ini kau selalu meracuni pikiranku dengan ceritamu tentang namja-namja lain. Kau tahu, aku hampir mati karena cemburu.” ucap sang namja yang bernama Donghae itu dengan gusar. Namja itu menyandarkan tubuhnya ke kursi panjang yang ia duduki sejak tadi.
“Hahahaha.. “
“Jangan tertawa Sica.”
“Ne, ne. Oppa, Saengil Chukhae ya. Semoga ulang tahunmu kali ini akan membawa kebahagiaan yang besar untukmu.” ucap Jessica riang.
“Kebahagianku adalah jika kau segera pulang dan berhenti meracuni pikiranku dengan cerita-cerita tentang namja lain. Arasseo?”
“Tapi itu mengasyikkan oppa.” elak Jessica yang masih kekeh menggoda Donghae.
“Tunggu sampai kau kembali ke Korea. Aku akan langsung menyeretmu ke pendeta dan kita akan menikah.” ancam Donghae sadis.
“Aku tidak percaya kau berani melakukan itu.” goda Jessica.
“Kau menantangku Mrs.Lee?”
“Sekarang, berbaliklah.” perintah Jessica.
Donghae berbalik dan mengedarkan pandangannya ke arah belakang. Matanya membulat seketika setelah melihat sesosok yeoja yang sangat ia rindukan selama tiga tahun terakhir ini.
“Jess.. Jess..Jessica?”
END
Akhirnya kelar juga. Mian readers yang udah nunggu lama FF sequel ini. Mian juga kalo hasilnya nggak memuaskan. Lagi banyak kesibukan di sekolah. Maklum, udah naek kelas XII ini, jadi sibuk”nya belajar, reorganisasi kegiatan sekolah, de el el. #curhat.
Yang udah baca, gomawo…… Mian kalo ada typo. Aku males ngedit soalnya. #plakkk….. Bahasa Inggris nya juga ngaco banget ya.. Hahahaha..
*bow
0 komentar:
Posting Komentar