Skinpress Rss

Sabtu, 26 Januari 2013

[One Shot] Only You

2

Tittle : Only You
Author : Brenda
Disclaimer: Cast cuma minjem. cerita milik sendiri. Please do not bash or plagiat!
annyeong! aku author baru disini. ini ff haesica pertamaku looh, jd maaf ya kalo jelek. oya jgn lupa tinggalin jejak dan kalo jelek tinggal kritik aja ini ff.
Happy Reading ^^

Gadis cantik dan mungil tersebut berjalan menyusuri tepi pantai berpasir putih. Sungai kecil dipipi halusnya masih terus mengalir deras. isakan tangisnya tersebut cukup keras, tapi tak ada seorangpun yang mendekatinya. Karena, pantai tersebut sangat sepi bahkan tidak satu orangpun yang berada disana terkecuali hanya dirinya saja.
“Nappeun namja” kata – kata itulah yang berkali – kali keluar dari bibir manisnya. Sesekali, ia juga menyebutkan nama laki – laki yang menyakiti hatinya.
“Lee Donghae, aku benci padamu” ia berteriak sekeras mungkin. Untuk menghilangkan rasa sakit yang terpendam di lubuk hatinya. Sungai kecil dipipi mulus tersebut semakin deras, dan juga menimbulkan suara isakan yang cukup mengiris hati.

“Mianhe..” ucap seseorang secara tiba – tiba. Lelaki tersebut berjalan mendekati gadis mungil yang berada di tepi pantai itu. Kedua tangan lelaki itu menarik tubuh gadis mungil tersebut, dan membawanya kedalam pelukannya. “Mianhe..” berkali – kali lelaki tersebut mengucapkan kata – kata yang sama. “Lepaskan!” gadis tersebut mencoba memberontak. Tapi sayang, kedua tangan lelaki tersebut cukup kuat sehingga mampu menahan gadis yang dipeluknya agar tidak lepas.
“Jessica, mianhe.. jeongmal mianheyo” mendengar pernyataan tersebut, Jessica pun berhenti memberontak. Tangis Jessica pecah, dan Donghae mengelus rambut Jessica mencoba menenangkan. “Kau tau, aku sangat menyayangimu, aku sangat mencintaimu, tapi apa sekarang yang kudapat? Aku mendapat balasan yang sangat menyakitkan. Memang selama ini apa salahku, hingga kau tega seperti ini?” suara Jessica parau. Donghae hanya diam, ia tahu ia memang salah. Tidak seharusnya semua ini terjadi. “Kenapa kau tak menjawab?” tanya Jessica dingin.
Donghae melepaskan pelukannya. Kedua tangannya bertengger di pundak Jessica. Ia juga menatap Jessica dalam dan penuh arti. “Aku juga sangat menyayangimu, aku juga sangat mencintaimu. Tapi mengertilah, ini bukan keinginanku” kini Donghae bersuara. Ia berucap dengan sangat lembut dan pelan. “Kau jahat! Kau tidak sayang ataupun cinta padaku” teriak Jessica dihadapan Donghae. Ia menyingkirkan kedua tangan Donghae dari pundaknya secara kasar. “Kau, seharusnya kemarin tak perlu menikahiku” Jessica pergi, melangkahkan kedua kakinya dengan cepat dan kasar menjauh dari tempat Donghae berada. Sedangkan, Donghae hanya mematung di tempat. Seakan kehilangan akal pikirannya.
***
“Sebaiknya maafkanlah suamimu” suara wanita yang lebih tua beberapa minggu darinya, membuyarkan lamunan Jessica. “Taeng, maksudmu apa?” tanya Jessica dengan suara yang bisa dibilang sangat dingin dan ketus. “Dia tidak salah Sica. Percayalah” wanita tersebut berkata dengan sangat halus dan lembut. “Diamlah eon, jika kau hanya bicara yang tidak penting seperti itu” Jessica menyeruput hot coffe yang dipesannya lalu kembali berkutat pada majalah yang dibacanya tadi. “Sudah, tidak usah berpura – pura membaca” ejek Taeyeon senior Jessica. “Ya! Taeng, kau bisa diam tidak” bentak Jessica yang sudah tersulut api emosi. “Ssst… ini di café, pelankan suaramu” Taeyeon menaruh telunjuknya dibibir. Jessica pun diam, ia kembali menyeruput hot coffe nya.
“Jess, dengarkan aku. Donghae kemarin bilang padaku, bahwa semua yang terjadi bukanlah keinginannya. Dan seharusnya kau juga ingat kalau Tiffany adalah sahabatmu. Ayolah, maafkan Donghae. Jangan salahkan Donghae” bujuk Taeyeon. Tetapi, Jessica hanya diam dan sesekali mengganti halaman majalah yang dibacanya. “Sica, kau dengar aku tidak?” Taeyeon sedikit meninggikan volume suaranya. Kini, Taeyeon juga sudah mulai tersulut api emosi. Tapi, ia mencoba meredamnya. Taeyeon tahu, kalau membujuk Jessica bukanlah hal yang mudah. Melainkan hal yang sangat sulit.
“Taeng, aku pulang dulu. Ini sudah malam” pamit Jessica, lalu melenggang pergi dari café. Sedangkan Taeyeon hanya mencibir kepergian Jessica.
***
Jessica tidak memperdulikan lelaki di depannya. Ia malah langsung pergi, melangkahkan kakinya dengan cepat menuju kamar tidur.
BAAM
Donghae terlonjak kaget. Ia mengelus dadanya, mencoba bersabar atas sikap Jessica padanya. “Soo Yeon, apa aku tidak boleh masuk?” Donghae mencoba memutar kenop pintu. Dan mengetuk pintu didepannya berkali – kali. “Bukakan aku pintu. Aku ingin tidur bersamamu chagi” rengek Donghae. Tapi, tak dihiraukan oleh orang yang berada di dalam kamar.
Jessica menitihkan air matanya. Ia terduduk lemah membelakangi pintu kamarnya. Hatinya perih, harus seperti ini pada Donghae. “Pergilah. Aku tidak ingin melihatmu” gumam Jessica lirih. Suaranya tak begitu jelas, karena suara isak tangisnya.
Donghae yang mendengar isak tangis istrinya pun ikut terduduk lemah. Donghae menitihkan air matanya. Baru kali ini ia menangis. Menangis karena hal yang tidak diinginkannya terjadi. “Mianhe.. Aku berjanji, tidak akan meninggalkanmu ataupun menyakitimu lagi. Maafkan aku Soo Yeon” ucap Donghae parau. Jessica yang mendengar dibalik pintu hanya bisa diam dan membiarkan air matanya mengalir deras.
***
Setelah sekian lama menangis, Jessica pun akhirnya membuka pintu kamarnya. Diputarnya kenop pintu dengan pelan. “Berdirilah” ucap Jessica dingin. Sekalipun ia juga tak menatap Donghae. “Mianhe, hanya itu yang bisa kukatakan” Donghae segera berdiri dan memeluk Jessica. “Mianhe..” berulang kali Donghae mengatakan permintaan maaf. Tapi, Jessica hanya diam dan tak membalas perkataan Donghae. Jessica juga tak membalas pelukan Donghae.
“Kau mau kan mendengar penjelasanku?” tanya Donghae dengan tampang melas dan memohon. “Hmm” hanya gumaman tersebut yang keluar dari bibir Jessica.
***
“Fany, aku tak apa – apa. Percayalah padaku” yakin Siwon pada Tiffany. “Aku tau kau pasti sangat kecewa denganku” ucap Tiffany parau. Air mata Tiffany juga tak kunjung berhenti keluar. “Sudah, jangan menangis. Sungguh, aku tidak apa – apa” Siwon kembali meyakinkan Tiffany. Dihapusnya air mata Tiffany dengan kedua ibu jarinya.
Siwon menarik tubuh Tiffany, membawa Tiffany ke dalam pelukannya. Diusap lembut rambut hitam Tiffany. “Kau jangan seperti ini” Siwon berkata dengan sangat lembut. “Aku percaya pada istriku” Siwon mencium pucuk kepala Tiffany. “Gomawo” Tiffany tersenyum miris.
***
Wanita tinggi kurus tengah tertawa puas di dalam ruang kerjanya. “Kau seharusnya jangan terlalu jahat seperti ini” ketus Taeyeon. “Biarkan saja. aku benci pada mereka, hahaha” tawa wanita itu dengan lepas.
“Sooyoung, mereka juga kan dulu temanmu. Kau ingat kan, kalau kita pernah bersama?”nasehat Taeyeon. Tapi malah Taeyeon mendapat tatapan tajam dari Sooyoung. “Aku ingin melihat mereka menderita eonni” bentak Sooyoung. “Kau tau? Karena Jessica, aku harus didepak dari sekolah. dan karena Tiffany, aku jadi kehilangan Siwon!” omel Sooyoung disertai bentakan yang mampu membuat Taeyeon terlonjak.
“Sekarang, tinggal kujalankan rencana selanjutnya” gumam Sooyoung lirih, tapi dapat didengar oleh Taeyeon. “Cukup!” bentak Taeyeon.
PLAAK
Taeyeon menampar Sooyoung dengan sangat keras. Hingga sukses membuat pipi Sooyoung memerah. “Eonni!” Sooyoung memegang pipinya yang di tampar oleh Taeyeon. “Aku tahu kau sakit hati. tapi jangan lakukan ini semuaaa..” jerit Taeyeon histeris. Ia mengacak – acak rambutnya frustasi. Butiran kristal bening pun telah memenuhi pelupuk mata Taeyeon.
Sooyoung diam, ia memeluk Taeyeon, “Eonni, mianhe” ucap Sooyoung lirih. Hanya anggukan yang dilakukan Taeyeon, ia sudah tak mampu untuk berbicara.
***
“Saat itu aku memang bersama Tiffany di club. Awalnya aku hanya minum orange juice, lalu bartender menawarkanku minuman baru. Aku menurut saja, pada saat aku minum tiba – tiba saja kepalaku mulai pusing. Dan semuanya jadi gelap. Saat aku bangun, aku terkejut dengan wanita yang tidur disampingku. Aku langsung memakai bajuku dan membangunkan wanita itu, dan ternyata wanita itu adalah Tiffany. Sungguh, aku sangat terkejut saat itu. Sama halnya dengan Tiffany, ia juga sangat terkejut. Ia langsung meminta maaf padaku dan segera memakai pakainnya. Lalu, kami keluar dari kamar menuju resepsionis untuk menanyakan kenapa aku bisa berada di kamar hotel itu. Tapi, aku berani bersumpah, kalau aku dan Tiffany tak melakukan apapun” jelas Donghae panjang lebar pada Jessica. “Benarkah?” tanya Jessica dingin. Sesungguhnya, Jessica ingin percaya pada suaminya. Tapi karena ego, ia menjadi sulit untuk mempercayai suaminya tersebut. “Sungguh, percayalah padaku” mohon Donghae pada Jessica.
Digenggam erat kedua tangan Jessica oleh Donghae. “Trust me” Donghae mencoba meyakinkan Jessica. Dieratkannya lagi genggamannya. Tapi, kemudian tangan Donghae di singkirkan oleh Jessica. “Aku ngantuk” Jessica melangkahkan kakinya menuju kamar. Jessica juga mencoba menahan air mata yang akan jatuh membasahi pipinya.
***
Donghae memeluk Jessica dari belakang saat tidur. Diciuminya tengkuk sang istri. “Apa yang kau lakukan?” tanya Jessica ketus. “Aku ingin seperti ini dengan istriku” ucap Donghae santai. “Aku ingin tidur, menyingkirlah” Jessica menyingkirkan tangan Donghae dari perutnya. Tetapi, tenaga Donghae jauh lebih kuat, sehingga Jessica tak mampu menyingkirkannya. “Setelah menikah, kita belum melakukannya chagi. aku ingin itu sekarang” manja Donghae. Dan, tak dijawab oleh Jessica.
Jessica memilih diam, dan mencoba untuk tidur. Walaupun sebenarnya ia juga memiliki keinginan seperti yang Donghae maksud.
***
Tiffany sudah menyiapkan sarapan pagi untuk Siwon dan dirinya. “Yeobo, bangun. Ini sudah pagi, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu” Tiffany mengelus lembut rambut Siwon. “Eeeh..” Siwon menggeliat dan bergumam, membuat Tiffany tertawa kecil. “Ayo bangun” Tiffany menyunggingkan senyuman khasnya. Siwon tersenyum, sesaat ia terdiam dan mengedipkan matanya. Setelah sadar, ia segera bangun. “Morning kiss” manja Siwon. “Aih.. sudah… bangun saja” Tiffany mengalihkan pembicaraan. Siwon malah tidur lagi, dan kini tidurnya berbeda posisi. Siwon tidur diatas paha Tiffany. “Kau mau kopi?” tanya Tiffany sembari mengelus rambut Siwon lembut.  “Heem” Siwon mengangguk.
***
“Hwae, bangun” Jessica menggoyang – goyangkan tubuh Donghae. Donghae menggeliat, ia mengucek matanya berkali – kali. “Bangun, aku sudah siapkan sarapan” ucap Jessica dingin. Donghae menarik Jessica, sehingga membuat Jessica jatuh keatas tubuhnya. “Lepaskan” berontak Jessica. “Hanya sebentar” gumam Donghae ala orang masih di bawah alam sadarnya. Jessica menyerah, dibiarkannya Donghae dan dirinya seperti ini.
***
“Hati – hati” Tiffany melambaikan tangan pada mobil yang sudah melaju pergi meninggalkan rumahnya. Setelah mobil tersebut jauh, Tiffany masuk ke dalam rumah. Tanpa Tiffany ketauhi, ternyata ada seseorang yang tengah mengawasinya di balik pohon. “Kau akan mati fany!” gumam seseorang tersebut.
***
Piring yang sedang Jessica cuci, tiba – tiba saja jatuh dan akhirnya pecah. Dengan wajah kesal, Jessica pun memunguti pecahan piring tersebut. “Aaw..” rintih Jessica, saat salah satu jarinya tanpa sengaja tergores pecahan piring tersebut. “Kenapa perasaanku tidak enak?” batin Jessica.
Ia segera memunguti pecahan – pecahan piring tersebut. Setelah selesai, ia berlari menuju kamar untuk mengambil obat merah. “Oh God!” teriak Jessica. Kamarnya sudah berantakan, foto pernikahannya dengan Donghae pecah. Dan fotonya bersama Tiffany yang berada di atas lemari juga ikut pecah. “Ada apa ini? padahal jendela dan gorden masih tertutup rapat” kesal Jessica. Kini, Jessica harus memunguti pecahan figura foto – foto tersebut.
***
Tiffany masih saja mondar – mandir. Hatinya serasa tidak tenang. ia memiliki feeling, bahwa sesuatu akan terjadi.
Berkali – kali ia menghubungi Siwon, tapi yang menjawab telfonnya adalah operator. Perasaanya semakin kacau, pikirannya kalut, rambutnya juga sudah tak terbentuk lagi. “Yeobo.. angkatlah” gumam Tiffany berkali- kali, tapi hasilnya nihil. Siwon tak kunjung mengangkat telfonnya.
Karena merasa panik, Tiffany akhirnya memberanikan diri untuk keluar rumah. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju kantor Siwon.
***
DUAAR
Sebuah tabrakan tragis terjadi. Tabrakan antara truk tangki bensin dengan mobil yang dikendarai Tiffany. Keduanya meledak bersamaan. Dan Tiffany pergi untuk selamanya.
***
Siwon baru saja selesai meeting. Ia segera masuk ke dalam ruangannya dan mengambil ponselnya yang tertinggal. “50 Missed Call?” gumam Siwon. “Tiffany?” Siwon terkejut. Tiba – tiba saja hatinya merasa tidak enak. Matanya memanas seakan ingin mengeluarkan sesuatu. Kedua tangannya bergetar hebat. “Ada apa denganku?” tanya Siwon pada dirinya sendiri. Karena khawatir dengan keadaan Tiffany, Siwon segera berlari menuju parkiran.
***
Siwon melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Saat dijalan, tiba – tiba saja ponselnya berbunyi. “Yoboseyo? Nugu?” tanya Siwon yang masih fokus dengan jalanan.
“…..”
“Nde?”
Siwon menutup smbungan telfonnya. Dan membanting ponselnya asal. Ia segera memutar balik setir, arah tujuannya kini berganti. Ia melajukan mobilnya menuju TKP Tiffany terbunuh.
***
Sooyoung masih saja senyum – senyum sendiri. Kini hatinya terasa sangat senang, melihat satu orang yang dibencinya menghilang dan pergi untuk selamanya. “Apa yang telah kau lakukan? Apa kau tadi meeting dengan Siwon? Lalu, apa kau juga yang membuat kecelakaan itu?” Taeyeon melenggang masuk ke ruangan Sooyoung tanpa permisi. Muka Taeyeon merah, seakan – akan menahan amarahnya. “Kau sudah tau eonni” ucap Sooyoung dengan tenang.
BRAAK
Taeyeon menggebrak meja kerja Sooyoung. “Kau keterlaluan!” bentak Taeyeon. “Oh.. sekarang kau mulai membentakku eon!” Sooyoung tak kalah kerasnya membentak Taeyeon. “Sadarlah Youngie, bukan mereka yang salah” suara Taeyeon mulai melunak. “Tidak seharusnya kau berbuat seperti ini. mereka tidak salah. Ini takdir sayang, kau harus terima itu” nasehat Taeyeon. “Eonni, karena perbuatan mereka, hidupku menjadi seperti iniii… aaaa” teriak Sooyoung histeris. Taeyeon memeluk Sooyoung. Mencoba menenangkan Sooyoung.
***
Lima bulan kemudian
Donghae dan Jessica telah kembali seperti dulu. Dan kini, Jessica tengah mengandung buah hatinya dengan Donghae. “Oppa, belikan aku dimsum” manja Jessica. “Ini sudah malam chagi, mana ada restoran china buka tengah malam seperti ini?” tolak Donghae. “Ini permintaan anakmu oppa” rengek Jessica.
Donghae yang luluh, akhirnya bangun dari tidurnya. Dan pergi mencari dimsum yang diinginkan Jessica. “Oppa beli yang banyak” teriak Jessica saat Donghae akan keluar dari rumah. Donghae yang menanggapi permintaan Jessica hanya menggeleng- gelengkan kepala.
***
Donghae sudah sampai di rumah. Ia membeli banyak dimsum dengan beraneka ragam rasa. “Sica, ini sudah kubelikan dimsum nya” Donghae mengusap lembut rambut Jessica yang tengah tertidur di sofa ruang tengah. “Oppa kau sudah pulang?” tanya Jessica memasang tampang tanpa dosa. “Iyaa, itu dimsum nya” tunjuk Donghae pada dimsum di atas meja makan. “Oppa saja yang makan” ucap Jessica santai lalu berjalan menuju kamar tidur.
***
Siwon masih saja memandangi foto Tiffany. Terlihat jelas, bahwa Siwon sangat sedih di tinggal oleh Tiffany. “Bogoshipo” gumam Siwon lirih. Air mata Siwon jatuh keluar lagi dari pelupuk matanya. Sudah lima bulan sejak kepergian Tiffany, Siwon menjadi seperti ini. Ia menjadi malas berkerja, kurus, dan berantakan.
Berkali – kali orang tua dan adik yeojanya menghibur dirinya. Tapi tetap saja, Siwon tak terhibur. Ia masih sangat mencintai Tiffany. Baginya Tiffany adalah nyawanya. Ia tidak bisa hidup tanpa Tiffany.
***
Usia kandungan Jessica sudah menginjak bulan kesembilan. Awalnya Donghae ingin di rumah saja menjaga Jessica. Tetapi, Jessica tetap bersikeras menyuruh Donghae untuk berkerja.
Seseorang menyusup ke dalam rumah Jessica. “Hai, Sica. Kau masih ingat denganku?” suara seorang wanita yang tidak asing bagi Jessica, sukses membuat Jessica terlonjak. “Kau.. kau mau apa Youngie?” tanya Jessica takut. Tanpa basa basi lagi, Sooyoung segera menarik Jessica ke dalam kamar mandi. “Aku sudah menyiapkan air panas untukmu” Sooyoung mengeluarkan senyum jahat miliknya. Dipaksanya masuk kepala Jessica ke dalam air panas tersebut. Muka Jessica langsung merah. “Youngie, cukup” teriak Jessica histeris. Wajahnya sudah hampir melepuh karena air panas tersebut.
“Aaaa…” jerit Jessica. Air ketubannya pecah, perutnya juga sudah sangat sakit.
***
“Hwae, sebaiknya kau pulang sekarang. istrimu sedang hamil sembilan bulan!” Taeyeon menyuruh Donghae rekan kerjanya untuk pulang. “Aa..h.. baik, kau bisa kan handle ini semua kan?” tanya Donghae ragu – ragu. Taeyeon mengangguk mantap. Donghae segera berlari menuju parkiran mobil.
“Mianhe Hwae, aku tidak mengatakan yang sebenanya. Kalau Sooyoung akan membunuh istrimu saat ini” gumam Taeyeon dalam hati.
***
Jessica tak henti – hentinya menangis. Wajahnya juga sudah sangat merah akibat perbuatan Sooyoung. “Eonni, bukankah ini menyenangkan?” tanya Sooyoung dengan nada mengejek. “Kumohon berhentilah, perutku sakit Youngie” rintih Jessica.
BAAM
Donghae membanting pintu. “Sooyeon! Sooyeon!” teriak Donghae berkali – kali. Sooyoung yang menyadari akan kehadiran Donghae pun, segera mengunci Jessica di dalam kamar mandi.
Karena sudah terlambat, Sooyoung berlari ke kamar Jessica Donghae, dan bersembunyi di bawah ranjang di kamar tersebut.
“Oppaaa” teriak Jessica dari dalam kamar mandi. Donghae segera mencari arah suara Jessica. “Chagi, kau dimana?” panik Donghae. “Aku disini oppaa…” rintih Jessica seraya menggedor – gedor pintu kamar mandi. Donghae segera berlari ke arah kamar mandi. “Dikunci..” gumam Donghae.
“Chagi, mundurlah. Aku akan membuka paksa pintu ini” teriak Donghae panik dibalik pintu. Jessica menuruti perkataan Donghae. Ia segera mundur dari tempatnya berdiri.
BAAM
Pintu berhasil terbuka. Donghae segera membopong Jessica, dan membawanya ke kamar. “Oppaaa..” rintih Jessica saat berada di dalam kamar. Karena saking panik nya, Donghae tidak dapat berpikir. “Aww..” teriak Sooyoung, saat secara tak sengaja Donghae menginjak tangannya. Donghae segera menarik Sooyoung keluar, dan menekaknya. “Kau apakan istriku, huh?” teriak Donghae. “Lepaskan” Sooyoung mencoba menyingkirkan tangan Donghae dari lehernya. “Oppaa..” rintih Jessica lagi. Donghae menoleh sesaat, lalu ia menjauhkan tangannya dari leher Sooyoung. Dan membawa Jessica ke rumah sakit. Sedangkan, Sooyoung masih batuk – batuk akibat ulah Donghae yang baru saja menekaknya.
***
“Aaaah.. macet!” gerutu Donghae. “Oppaa.. appo” rintih Jessica berkali – kali. Karena keadaan semakin runyam, Donghae segera membawa Jessica keluar dari mobil. Donghae berlari sambil membopong Jessica. “Sabarlah..” tangis Donghae. Jessica hanya diam, menahan rasa sakit diperutnya.
***
“Suster.. tolong.. ppallii” teriak Donghae histeris. Suster – suster tersebut segera membawa Jessica ke UGD. “Tuhan, selamatkan anak dan istriku” batin Donghae.
“Hwae, apa Sica sudah di dalam?” tanya Taeyeon yang baru saja datang. Donghae mengangguk, ia terduduk lemas di depan pintu UGD. “Lebih baik, sekarang kau berdoa” nasehat Taeyeon.
Donghae memejamkan matanya, ia berdoa dengan sangat serius. Tangannya juga tak henti – hentinya bergetar.
***
10 JAM KEMUDIAN
“Kenapa lama sekali” gerutu Donghae. “Itu wajar, dulu saat aku melahirkan juga seperti itu” ucap Taeyeon.
“Aaaaaa…” terdengar jelas teriakan Jessica dari dalam UGD.
THE END
Bgmn? apakah ff ku ini jelek?
mianhe readers kl jelek, kyknya bukan bakatku deh buat ff –”
oke, jgan lupa tinggalin jejak yaa :) klo nggak sempat komen, please like! ^
thank you

2 komentar:

Posting Komentar